Jumat, 10 Desember 2010

Motinggo Boesje



Ia sering menulis buku-buku saku yang biasanya di jajakan di restoran-restoran. Ia pengarah akhli bercerita, ia berkecendrungan yang cukup besar untuk terlalu memperhatikan kecil-kecil pada saat ia mengabaikan peranan hal yang lebih besar dan penting dalam keseluruhan jalan cerita. Inilah ciri khas Boesje bercerita.



Nama :Bustami Djalid

Lahir :Lampung, 23 Nopember 1937

Wafat :Jakarta ……..

Pendidikan :SLA Bagian C Bukit Tinggi

Karya Novel :Bibi Marsiti (1964)

Novel-Novel yang di filmkan :

Di Balik Pintu Dosa (1970)

Tiada Maaf Bagimu (1971)

Insan Kesepian (1971)

Film-filmnya:

Tjintaku Djauh Dipulau (1971),

Takkan Kulepaskan (1972),

Si Rano (1973),

Sebelum Usia 17 (1974),

One Way Ticket (1976), Sejuta Duka Ibu (1977)



Sewaktu masih siswa SLA bagian C di Bukit Tinggi, Boesje telah giat menulis dan berdrama. Tahun 1952 mengisi acara sandiwara radio RRI studio Bukittinggi, sambil belajar melukis bersama Delsy Syamsumar pada Wakidi. Kemudian dia ikut mendirikan Himpunan Seniman Muda Indonesia-Sumatra Tengah dan menjadi Pemimpin majalah Kebudayaan organisasi itu. Karya-karya sastranya kala itu banyak dimuat dalam harian dan majalah di Bukittinggi, Padang dan Jakarta. Kegiatan seninya makin berkembang dan intensif setelah dia melanjutkan pendidikannya ke Yogyakarta.



Karya-karya tulis dan dramanya makin dikenal di berbagai kota. Tahun 1958, Boesje memenangkan hadiah pertama sayembara penulisan naskah drama P&K untuk naskahnya Malam Djahanam, naskah drama ini kemudian di filmkan Pitradjaja Burnama di tahun 1970.



Karya-karya Boesje sampai terbitnya novel Bibi Marsiti”di anggap para kritisi sastra sebagai karya-karya sastra. Novel Bibi Marsiti”tahun 1964 yang dapat serangan dari kelompok Lekra ini, merupakan titik awal peralihannya kepenulisan yang lebih popular sifatnya.



Perubahan ini mendapat kritikan tajam dari kalangan sastra, sehingga Boesje “diadili” para sastrawan waktu dia berceramah tentang karya-karyanya di TIM tahun 1969. Sementara banyak pula peninjau sastra dari luar negeri yang menghargainya. Corak penulisannya ini kemudian banyak diikuti orang. Novel-novelnya dari masa inilah yang banyak difilmkan orang, antara lain Di Balik Dosa”tahun 1970, Tiada Maaf Bagimu tahun 1971 dan Insan Kesepian tahun 1971.



Boesje memasuki dunia film sebetulnya sejak tahun 1960 ketika ceritanya Si Pendek dan Sri Panggung” di filmkan Sutradara Alam Surawidjaja dan dia menjadi Pembantunya. Kemudian pada 1960 juga dia menjadi Pembantu Sutradara Rd. Arifin untuk film Di Balik Dinding Sekolah”tahun 1961. Tetapi setelah kedua film itu, Boesje kembali menulis dan berdrama.



Dia kembali ke film untuk menyutradai Biarkan Musim Berganti”tahun 1971 lebih banyak didorong ketidakpuasannya melihat film-film yang diolah dari ceritanya. Selain menulis naskah drama, cerita bersambung dan sebagai sutradara film, Boesje juga melukis. Ia sempat berpameran bersama para pelukis Jakarta di Balai Budaya dan juga di TIM. Terutama dengan HIPTA (Himpunan Pelukis Jakarta), sastrawan yang pelukis ini banyak mengisi waktu dan hari-harinya berdiskusi di Balai Budaya dan di salah satu kios makan di TIM. Beliau wafat karena serangan penyakit gula yang akut.



MOTINGGO BOESJE 1960-1978

TAKKAN KULEPASKAN 1972 MOTINGGO BOESJE
SEMOGA KAU KEMBALI 1976 MOTINGGO BOESJE
BING SLAMET DUKUN PALSU 1973 MOTINGGO BOESJE
SEBELUM USIA 17 1975 MOTINGGO BOESJE
TJINTAKU DJAUH DIPULAU 1972 MOTINGGO BOESJE
BIARKAN MUSIM BERGANTI 1971 MOTINGGO BOESJE
SAYANGILAH DAKU 1974 MOTINGGO BOESJE
SEJUTA DUKA IBU 1977 MOTINGGO BOESJE
JALAL KOJAK PALSU 1977 MOTINGGO BOESJE
JALAL KAWIN LAGI 1977 MOTINGGO BOESJE
SI PENDEK DAN SRI PANGGUNG 1960 ALAM SURAWIDJAJA (Actor)
BAHAYA PENYAKIT KELAMIN 1978 MOTINGGO BOESJE
SI RANO 1973 MOTINGGO BOESJE



Dari indonesiancinematheque.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar